Tuesday, December 30, 2008

Unsur Karakteristik Kreativitas

- Kreativitas merupakan proses, bukan hasil
- Prose situ mempunyai tujuan, yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu sendiri atau kelompok sosialnya.
- Kreativitas mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru, berbeda, dan karenanya unik bagi orang itu, baik itu berbentuk lisan atau tulisan, maupun konkret atau abstrak.
- Kreativitas timbul dari pemikiran divergen, sedangkan konformitas dan pemecahan masalah sehari-hari timbul dari pemikiran konfergen.
- Kreativitas merupakan suatu cara berfikir, tidak sinonim dengan kecerdasan, yang mencakup kemampuan mental selain berfikir.
- Kemampuan untuk mencipta bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima.
- Kreativitas merupakan bertuk imajinasi yang dikendalikan yang menjurus kearah beberapa bentuk prestasi, misalnya melukis, membangun dengan balok atau melamun.

Psikologi Perkembangan kreativitas

Perkembangan kreativitas
Saudara menurut para psikolog, sosiolog, dan ilmuwan lainnya telah lama mengetahui pentingnya kreativitas bagi individu dan masyarakat. Meskipun telah diketahui, kreativitas masih merupakan salah satu subyek penelitian ilmiah yang paling diabaikan. Terdapat banyak alas an bagi pengabaian tersebut, lima diantaranya sangat penting.
Petama, adanya keyakinan tradisionalbahwa kreativitas – biasa disebut “jenius” – diturunkan dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk membuat orang kreatif. Sudah merupakan keyakinan bahwa orang-orang dilahirkan dengan “percuikan” kejeniusan yang hebat atau tidak sama sekali.
Kedua, karena keyakinan bahwa hanya sedikit orang mempunyai kemampuan berkreasi, dianggap bahwa penelitian ilmiah harus memusatkan perhatian pada hal-hal yang mempengaruhi sebagian besar penduduk, dan bukan pada mereka yang kreatif, yang relative sedikit jumlahnya.
Ketiga, telah diperdebatkan bahwa mereka yang tekun bekerja dan mampu, yaitu mereka yang mempunyai kecerdasan dan dorongan berprestasi tinggi, cenderung lebih berhasil dalam kehidupan dari pada mereka yang kreatif. Yang terakhir dianggap sering hidup dan mati dalam kemiskinan, dan prestasi mereka tidak dikenal sampai sesudah kematian mereka. Karena penghargaan bagi kreativitas sangat tidak pasti, tidak banyak rangsangan yang mendorong anak untuk kreatif.
Keempat, adanya keyakinan tradisional bahwa orang kreatif tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Keyakinan bahwa pria yang kreatif lebih feminin dan wanita kreatif lebih maskulin – telah mengecilkan hati para orang tua untuk memuji dorongan kreatifitas anak mereka. Sebagai contoh, banyak ayah yang menentang minat anak laki-laki mereka dibidang musik,seniu, mengarang, atau bahkan menemukan sesuatu yang baru, namun memuji prestasi anak dibidang olah raga.
Kelima kreativitas sulit dipelajari dan bahkan lebih sulit lagi diukur.Dengna penekanan masa kini pada pengukuran kualitas manusia yang berbeda misalnya kecerdasan , kepribadian, atau kemampuan mekanis, tidaklah mengherankan apabila para ilmuwan mengabaikan penelitian di bidang yang mengandung berbagai kesulitan metodologis tersebut.

Hubungan Kreativitas dengan kecerdasan

Kadang-kadang ada laporan tentang orang dengan bakat kreatif yang tinggi sedangkan tingkat kecerdasannya rendah dan telah diketahui bahwa tidak semua orang dengan kecerdasan yang tinggi merupakan pencipta. Sebagai contoh, banyak anak pandai mencapai keberhasilan akademis, tetapi hanya sedikit yang menunjukkan cara berfikir kreatif yang tidak sekedar “memberikan yang diinginkan guru.”
Apakah kecerdasan dan kreativitas yang tinggi akan berjalan seiring, sebagian bersar bergantung pada factor diluar kreativitas dan kecerdasan.
Faktor dalam lingkungan atau dalam diri seseorang sering mengganggu perkembangan kreativitas. Misalnya cxara mendidik anak yang sangat otoriter di rumah atau di sekolah bertahun-tahun pembentukan awal akan membekukan kreativitas, tetapi tidak mempengaruhi kecerdasan tinggi. Dalam kondisi demikian hubungan antara inteligensi dan kreativitas akan rendah.
Akan tetapi, terdapat hubungan positif antara kecerdasan dan kreativitas. Hal ini sekilas mungkin terdengan kontraditif. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kreativitas yang menjurus kepenciptaan sesuatu yang baru bergantung pada kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan yang sudah umum diterima. Pengetahuan tersebut kemudian diolah ke dalam bentuk baru dan orisinal. Kreativitas tidsak dapat berfungsi dalam kekosongan. Ia menggunakan pengetahuanyang diterima sebelumnya dan ini bergantung pada kemampuan intelektual seseorang.
Bila tidak ada hambatan yang mengganggu perkembangan kreativitas, cukup aman untuk mengatakan bahwa semakin cerdas anak semakin dapat ia menjadi kreatif. Sebaliknya, dapat dipersoalkan apakah anak dengan kecerdasan yang sangat rendah dapat menjadi lebih kreatif sekalipun dalam dalam lingkungan yang sangat menguntungkan

Bimbingan Karier SMA

Bimbingan Karier di SMA diarahkan pada :
1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
2. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak dikembangkan pada khususnya.
3. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMTA.
5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
6. Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004)